Jumat, 23 September 2011

_Bernyanyi untuk Tuhan_

Tuhan,
dengan aliran waktu yang deras, terkadang membuatku lena akan IndahMu. untuk itu Tuhan, ijinkan kali ini aku bernyanyi untukMu. Bernyanyi dalam lautan mutiara yang jatuh. Bernyanyi sebagai rasa Syukurku atas nikmat apapun yang masih ada dalam jiwa yang berlumur ini.
Tuhan,
ijinkan aku bernyanyi, melantunkan kidung tentang harapku, tentang citaku dan tentang pemaknaanku terhadap dunia luasMu, yang takkan pernah terjangkau oleh sekeping hati yang berlumur ini.
Kemudian Tuhan,
aku ingin bernyanyi tentang keluasan kasihMu yang tetang membiarkanku menyandang nyawa, meski telah banyak berbuat dosa, bahkan kemunafikkan.
Tuhan,
Ijinkan aku bernyanyi untukMu, agar Engkau tetap menjadi yang selalu mengerti, dan ada di sisi. Karna bunga mawar yang kau titipkan dulu, kini telah layu lekang oleh waktu.
Dan Tuhan,
Hanya Engkau satu, yang mampu Mendenganr nyanyian batinku ini. Karna Kidung ini, memang hanya untukMu...

Jumat, 01 Juli 2011

Maaf Tuhan

Aku ingin bisa bersabar Tuhan...
Lapangkanlah dadaku ketika Engkau sedang memberiku penguji iman. Bukakan pintu hatiku untuk bisa menerima kebenaran yang datangnya hanya dariMu. Tak ingin menyakiti hati orang lain lagi ketika aku sedang tidak lapang...
Maafkan Tuhan, untuk kali ini saja...
Semoga di kemudian hari aku tak begini,
Engkau tau Tuhan, betapa bersalahnya aku ketika telah ada orang yang tersakiti karna aku.
Buatlah mereka lapang terhadapku, dan hilangkanlah sakit yang mereka rasakan karnaku.
Tuhan, hanya Engkau yang Maha Pengasih,,
Hanya Engkaulah Illah...

Kamis, 02 Juni 2011

Rindu yang Membiru

Masih berbicara tentang masa yang telah terlewati.
Berkisah tentang mereka yang menemani hari-hariku dalam haru birunya suasana, dalam keceriaan maupun kedukaan.
Sahabat.
Mereka yang kala itu aku temui karna sebuah ikatan persaudaraan karna Allah... Begitu indah, masa-masa remaja yang terlewati jika bersama mereka. Berjuang dan berkorban tanpa batas..
Menegakkan yang merunduk, meluruskan yang bengkok, menyimpulkan tali-tali yang tak tersimpul.. Bersama-sama kita lalui itu....
Sebuah ikatan sederhana, namun tak mampu diungkapkan dengan kata betapa bermaknanya ia... Dan kini, aku begitu merindu pada kalian. Merindu pada ikatan di atas jalan Tuhan. Ketika masa jua yng memisahkan kita, aku coba untuk terus mengingati, dan menjalin hubungan dengan kalian dan berharap ini akan bertahan hingga nanti. Meski aku telah kehilangan salah satu dari kalian yang aku sayangi, karna Allah begitu sayang kepadanya, hingga Allah menjemputnya terlebih dulu, agar ia tak memiliki banyak dosa seperti aku. Sebuah pemaknaan yang dapat ku ambil dari kepergianmu yang sangat aku sesalkan kenapa aku tak bisa berda di dekatmu ketika kau butuh teman.
Semoga Allah selalu meridhoi jalan juang kita, meski itu dengan cara kita masing-masing.
Salam sayangku untuk kalian yang tersampaikan oleh lembutnya bisikan angin. Semoga perjuangan kita akan berbuah indah di syurga nanti.

Besama dalam masa yang biru

Rabu, 01 Juni 2011

Makna Hidup

Kembali, saya bisa belajar dari orang-orang di sekitar saya mengenai makna hidup.
Teringat saat saya dulu masih duduk di sekolah menengah, kala itu saya sedang berada di bus ekonomi yang sesak dan duduk dibagian belakang, bus itu menuju rumah saya dalam perjalanan mudik. Duduk di samping saya seorang laki-laki yang bertubuh besar dan berusia sekitar 30 tahunan (saya lupa nama beliau). Saat itu saya takut untuk menyapa terlebih dahulu, dan akhirnya justru beliau yang menyapa saya. Beliau melontarkan berbagai pertanyaan, hingga timbul sebuah percakapan yang menarik menurut saya. Beliau adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan di Bogor, pun seperti saya pulang mudik ke kampung halaman kala itu. Dia bertanya bagaimana sekolah saya, cita-cita saya ke depannya... Beliaupun memberi saran kepada saya bagaimana sebuah masa depan yang indah bisa tercapai dengan kerja keras.

Ketika bus berhenti menaikkan penumpang, beliau menunjukkan kepada saya seorang kondektur yang sedang berbincang dengan pemilik agen dan buru-buru naik ke dalam bus karna bus akan berjalan. Beliau berkata : "Hidup itu keras, setelah kita lepas dari dunia pendidikan. Kelak kamu akan merasakannya". Sambil tersenyum pada saya, kembali beliau melanjutkan ceritanya. 

Ini adalah suatu pengalaman yang indah meurut saya, karna dalam waktu 5 jam perjalanan ke kampung saya bisa bertemu dengan orang yang se-optimis beliau. Sehingga terbenam dalam pikiran saya, bahwa saya harus bersiap-siap untuk menjalani kehidupan yang keras ketika saya tidak di bangku sekolah lagi.

Dan kini, ketika saya berada pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi, sering saya dapati kalimat yang beliau saya temui di bus beberapa tahun yang lalu memang benar adanya.
Suatu hari, ketika saya mendapat kiriman wesel dari abah, saya pergi kantor pos untuk mengambil kiriman tersebut. Di depan kantor pos itu, ada beberapa wanita tua yang lusuh, duduk di pinggir jalan sambil menengadahkan bekas air minum mineral kepada setiap orang yang melintas di depannya.Betapa pemandangan itu sangat menyentuh hati saya.
Sore hari, selepas pulang kuliah, saya melihat bapak-bapak penjual bakapo di depan kampus. Duduk termenung sendiri menunggu pembeli mampir ke gerobak bakpaonya, padahal saat itu menunjukkan waktu setengah 6, dan suasana sudah gelap di Yogya waktu itu. Namun, beliau tetap setia menunggu pembeli demi memperoleh keuntungan yang tak seberapa dari penjualan bakpao yang ia ambil dari agen pembuatnya.
Kemudian, ketika malam hari saya pulang dari mengajar privat, saya merasa penat karna kesibukan di beberapa hari terakhir, saya memutuskan untuk melihat keramaian di malioboro menggunakan sepeda yang saya miliki. Saya jumpai di sana bapak kusir andong yang setia menunggu penumpang untuk menikmati jasa angkutnya di tengah-tengah keramain malioboro yang pun di sana berjejer mobil-mobil taksi.
Karna waktu sudah larut, jam 9 waktu itu, saya segera menarik gas untuk segera pulang ke kos. Disaat lampu merah, saya melihat anak kecil yang meminta santunan kepada orang-orang yang berada di atas kendaraannya. Mengenakan pakaian yang sangat sederhana, dan berwajah penuh harapan. Saya tersenyum dan berkata  dalam hati.
Tuhan, selama 24 jam hari ini, saya banyak belajar dari kerja keras yang mereka lakukan. Saya semakin tersadar bahwa hidup ini memang keras...
Terima kasih Allah, atas apa-apa yang Kau berikan pada saya.
Saya semakin tau akan makna hidup...
Dan muliakanlah mereka, dengan limpahan karuniaMu.
^_^
01062011

Selasa, 31 Mei 2011

Lihat, Dengar dan Rasakan

Saat saya bersama Tuhan saya dalam waktu sepertiga malamNya. Saya sadari bahwa memang hati ini begitu merindu pada Yang Maha Perkasa, rindu berdekatakan denganNya. Berbagai hal yang saya lewati membuat saya menjauh dari Tuhan, sehingga untuk bangkit kembali dari keterpurukan saya, begitu sulitnya. Tanpa ada petunjuk saya berjalan, tanpa ada teman saya melangkah. Begitu lalainya saya, menjauh dari Tuhan, padahal hanya Ia-lah yang mampu memberi ketenangan sejati. Melangkah tanpa arah dan tujuan, adalah hal terburuk yang saya lakukan ketika saya jauh dari Tuhan.

Dan kini Allah, betapa saya bersyukur karna Engkau telah membukakan segumpal darah yang ternoda ini dengan penerangan dari SinarMu Yang Mulia. Dan sayapun belajar dari oranglain yang telah mampu stabil bersamaMu. Hingga pada akhirny saya dapat menemukan kembali apa yang pernah saya raih dulu, ketenangan bersama Engkau.


Saya berusaha membuka mata saya, untuk dapat melihat apa-apa nikmat yang Kau berikan kepada saya di lingkungan saya. Dan sungguh betapa banyak nikmat itu sehingga saya tak mampu berkata-kata untuk melukiskan betapa bersyukurnya saya.
Membuka telinga saya lebar-lebar, untuk mendengar panggilanMu,dan berharap saya tak lalai lagi.
Bersama  hati saya, berusaha merasakan betapa Engkau selalu ada di sisi, selalu menemani, Memberi petunjuk.
Allah, pinta saya padaMu, jangan pernah biarkan saya menjauh dariMu, tetaplah rengkuh saya dengan cintaMu yang tak pernah pudar, dan maafkan atas segala tindakan saya yang tidak sesuai dengan jalanMu.

Love Allah.
^_^

Ikhlas

Ikhlas, sebuah kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Tapi betapa, ketika kita menjumpai orang yang ikhlas dalam lakunya terhadap kita, maka kitapun akan merasa bahagia karnanya. 


Saat itu, ketika saya pergi ke sebuah laboratorium fisika di sebuah universitas negri di Yogyakarta, berharap saya bisa menyelesaikan tugas dari dosen.Saya jumpai disana seorang laki-laki paruh baya, dengan penampilan sederhana dan berbicara dengan logatnya yang khas menanyakan apakah yang membuat kami datang dan membantu kami meskipun kami bukan mahasiswa universitas tersebut. Bebicara dengan beliau menjadi hal yang menyenangkan bagi saya, ketulusan dan keihklasannya terlihat dari wajah beliau.
Dari beliau, saya bisa belajar lebih tentang ikhlas, ikhlas dalam segala hal. Akan membuat orang yang ada di sekitar kita merasa bahagia. Ikhlas tanpa mengharap orang lain melakukan hal yang sama terhadap apa yang kita lakukan.


Ikhlas, tanpa mengingat usaha kita untuk ikhlas. Melakukan hal yang datang dari hati, akan membuat orang lain nyaman terhadap kita.